Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya di Palembang menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah Maluku semasa era penjelajahan samudra. Setelah berada di bawah penjajahan Belanda, Indonesia yang saat itu bernama Hindia Belanda menyatakan kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II. Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai hambatan, ancaman dan tantangan dari bencana alam, korupsi, separatisme, proses demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang pesat.
Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama yang berbeda. Suku Jawa adalah grup etnis terbesar dan secara politis paling dominan. Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"), berarti keberagaman yang membentuk negara. Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.
Etimologi
Kata "Indonesia" berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu Indus yang berarti "Hindia" dan kata dalam bahasa Yunani nesos yang berarti "pulau". Jadi, kata Indonesia berarti wilayah Hindia kepulauan, atau kepulauan yang berada di Hindia, yang menunjukkan bahwa nama ini terbentuk jauh sebelum Indonesia menjadi negara berdaulat. Pada tahun 1850, George Earl, seorang etnolog berkebangsaan Inggris, awalnya mengusulkan istilah Indunesia dan Malayunesia untuk penduduk "Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu". Murid dari Earl, James Richardson Logan, menggunakan kata Indonesia sebagai sinonim dari Kepulauan India. Namun, penulisan akademik Belanda di media Hindia Belanda tidak menggunakan kata Indonesia, tetapi istilah Kepulauan Melayu (Maleische Archipel); Hindia Timur Belanda (Nederlandsch Oost Indië), atau Hindia (Indië); Timur (de Oost); dan bahkan Insulinde (istilah ini diperkenalkan tahun 1860 dalam novel Max Havelaar (1859), ditulis oleh Multatuli, mengenai kritik terhadap kolonialisme Belanda).Sejak tahun 1900, nama Indonesia menjadi lebih umum pada lingkungan akademik di luar Belanda, dan golongan nasionalis Indonesia menggunakannya untuk ekspresi politik. Adolf Bastian dari Universitas Berlin memasyarakatkan nama ini melalui buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipels, 1884–1894. Pelajar Indonesia pertama yang menggunakannya ialah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), yaitu ketika ia mendirikan kantor berita di Belanda yang bernama Indonesisch Pers Bureau di tahun 1913.
Sejarah
Peninggalan fosil-fosil Homo erectus, yang oleh antropolog juga dijuluki "Manusia Jawa", menimbulkan dugaan bahwa kepulauan Indonesia telah mulai berpenghuni pada antara dua juta sampai 500.000 tahun yang lalu. Bangsa Austronesia, yang membentuk mayoritas penduduk pada saat ini, bermigrasi ke Asia Tenggara dari Taiwan. Mereka tiba di sekitar 2000 SM, dan menyebabkan bangsa Melanesia yang telah ada lebih dahulu di sana terdesak ke wilayah-wilayah yang jauh di timur kepulauan. Kondisi tempat yang ideal bagi pertanian, dan penguasaan atas cara bercocok tanam padi setidaknya sejak abad ke-8 SM, menyebabkan banyak perkampungan, kota, dan kerajaan-kerajaan kecil tumbuh berkembang dengan baik pada abad pertama masehi. Selain itu, Indonesia yang terletak di jalur perdagangan laut internasional dan antar pulau,
telah menjadi jalur pelayaran antara
India dan Cina selama beberapa abad. Sejarah Indonesia selanjutnya mengalami
banyak sekali pengaruh dari kegiatan perdagangan tersebut.
Sejak abad ke-1 kapal dagang
Indonesia telah berlayar jauh, bahkan sampai ke Afrika. Sebuah bagian dari
relief kapal di candi Borobudur,
k. 800 M.
Di bawah pengaruh agama Hindu dan Buddha, beberapa kerajaan
terbentuk di pulau Kalimantan,
Sumatra, dan Jawa sejak abad ke-4 hingga abad ke-14. Kutai,
merupakan kerajaan tertua di Nusantara yang berdiri pada abad ke-4 di hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Di
wilayah barat pulau Jawa, pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M berdiri kerajaan Tarumanegara.
Pemerintahan Tarumanagara dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda dari
tahun 669 M sampai 1579 M. Pada abad ke-7 muncul kerajaan Malayu yang berpusat
di Jambi,
Sumatera. Sriwijaya
mengalahkan Malayu dan muncul sebagai kerajaan maritim yang paling perkasa di
Nusantara. Wilayah kekuasaannya meliputi Sumatera, Jawa, semenanjung Melayu,
sekaligus mengontrol perdagangan di Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Cina
Selatan.
Di bawah pengaruh Sriwijaya, antara abad ke-8 dan ke-10 wangsa Syailendra
dan Sanjaya
berhasil mengembangkan kerajaan-kerajaan berbasis agrikultur di Jawa, dengan peninggalan
bersejarahnya seperti candi Borobudur
dan candi Prambanan.
Di akhir abad ke-13, Majapahit
berdiri di bagian timur pulau Jawa. Di bawah pimpinan mahapatih Gajah Mada, kekuasaannya
meluas sampai hampir meliputi wilayah Indonesia kini; dan sering disebut
"Zaman Keemasan" dalam sejarah Indonesia.
Kedatangan pedagang-pedagang Arab
dan Persia
melalui Gujarat, India, kemudian membawa agama Islam. Selain itu pelaut-pelaut Tiongkok yang dipimpin oleh
Laksamana Cheng Ho (Zheng
He) yang beragama Islam, juga pernah menyinggahi wilayah ini pada awal abad ke-15. Para
pedagang-pedagang ini juga menyebarkan agama Islam di beberapa wilayah
Nusantara. Samudera Pasai yang berdiri pada tahun 1267,
merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia.
Ketika orang-orang Eropa datang pada awal abad ke-16, mereka menemukan
beberapa kerajaan yang dengan mudah dapat mereka kuasai demi mendominasi
perdagangan rempah-rempah. Portugis pertama kali mendarat di dua pelabuhan Kerajaan Sunda yaitu Banten dan Sunda Kelapa, tapi dapat diusir dan bergerak ke
arah timur dan menguasai Maluku.
Pada abad ke-17, Belanda muncul sebagai yang
terkuat di antara negara-negara Eropa lainnya, mengalahkan Britania Raya dan Portugal (kecuali untuk koloni
mereka, Timor Portugis).
Pada masa itulah agama Kristen masuk ke Indonesia sebagai salah satu misi
imperialisme lama yang dikenal sebagai 3G, yaitu Gold,
Glory, and Gospel. Belanda menguasai Indonesia sebagai koloni hingga Perang Dunia II,
awalnya melalui VOC,
dan kemudian langsung oleh pemerintah Belanda sejak awal abad ke-19.
Johannes van den
Bosch, pencetus Cultuurstelsel
Di bawah sistem Cultuurstelsel (Sistem
Penanaman) pada abad ke-19, perkebunan besar dan penanaman paksa
dilaksanakan di Jawa, akhirnya menghasilkan keuntungan bagi Belanda yang tidak
dapat dihasilkan VOC. Pada masa pemerintahan kolonial yang lebih bebas setelah 1870, sistem ini dihapus. Setelah 1901 pihak Belanda memperkenalkan Kebijakan
Beretika, yang termasuk reformasi politik yang terbatas dan investasi yang
lebih besar di Hindia-Belanda.
Pada masa Perang Dunia II, sewaktu
Belanda dijajah oleh Jerman, Jepang menguasai Indonesia.
Setelah mendapatkan Indonesia pada tahun 1942, Jepang melihat bahwa para
pejuang Indonesia merupakan rekan perdagangan yang kooperatif dan bersedia
mengerahkan prajurit bila diperlukan. Soekarno, Mohammad Hatta, KH. Mas Mansur, dan Ki Hajar Dewantara diberikan penghargaan oleh Kaisar Jepang
pada tahun 1943.
Soekarno, presiden pertama
Indonesia
Pada Maret 1945 Jepang membentuk sebuah
komite untuk kemerdekaan Indonesia. Setelah perang Pasifik berakhir
pada tahun 1945, di bawah tekanan organisasi pemuda, Soekarno-Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah kemerdekaan, tiga
pendiri bangsa yakni Soekarno,
Mohammad Hatta, dan Sutan
Sjahrir masing-masing menjabat sebagai presiden, wakil presiden, dan perdana menteri. Dalam
usaha untuk menguasai kembali Indonesia, Belanda mengirimkan pasukan mereka.
Usaha-usaha berdarah untuk meredam
pergerakan kemerdekaan ini kemudian dikenal oleh orang Belanda sebagai 'aksi
kepolisian' (Politionele Actie), atau dikenal oleh orang Indonesia
sebagai Agresi Militer. Belanda akhirnya menerima hak Indonesia untuk merdeka
pada 27 Desember 1949 sebagai negara federal yang disebut Republik
Indonesia Serikat setelah mendapat tekanan yang kuat dari kalangan
internasional, terutama Amerika
Serikat. Mosi Integral Natsir pada tanggal 17 Agustus 1950, menyerukan kembalinya
negara kesatuan Republik Indonesia dan membubarkan Republik Indonesia Serikat.
Soekarno kembali menjadi presiden dengan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden
dan Mohammad Natsir sebagai perdana menteri.
Pada tahun 1950-an dan 1960-an,
pemerintahan Soekarno mulai mengikuti sekaligus merintis gerakan
non-blok pada awalnya, kemudian menjadi lebih dekat dengan blok sosialis,
misalnya Republik
Rakyat Cina dan Yugoslavia.
Tahun 1960-an menjadi saksi terjadinya konfrontasi militer terhadap negara
tetangga, Malaysia ("Konfrontasi"), dan
ketidakpuasan terhadap kesulitan ekonomi yang semakin besar. Selanjutnya pada
tahun 1965 meletus kejadian G30S yang menyebabkan kematian 6 orang jenderal dan sejumlah perwira menengah lainnya.
Muncul kekuatan baru yang menyebut dirinya Orde Baru
yang segera menuduh Partai Komunis
Indonesia sebagai otak di belakang kejadian ini dan bermaksud menggulingkan
pemerintahan yang sah serta mengganti ideologi nasional menjadi berdasarkan
paham sosialis-komunis.
Tuduhan ini sekaligus dijadikan alasan untuk menggantikan pemerintahan lama di
bawah Presiden Soekarno.
Hatta, Sukarno, dan Sjahrir, tiga
pendiri Indonesia
Jenderal Soeharto menjadi presiden pada
tahun 1967 dengan alasan untuk
mengamankan negara dari ancaman komunisme.
Sementara itu kondisi fisik Soekarno sendiri semakin melemah. Setelah Soeharto
berkuasa, ratusan ribu warga Indonesia yang dicurigai terlibat pihak komunis
dibunuh, sementara masih banyak lagi warga Indonesia yang sedang berada di luar
negeri, tidak berani kembali ke tanah air, dan akhirnya dicabut kewarganegaraannya.
Tiga puluh dua tahun masa kekuasaan Soeharto dinamakan Orde Baru,
sementara masa pemerintahan Soekarno disebut Orde Lama.
Soeharto menerapkan ekonomi neoliberal
dan berhasil mendatangkan investasi
luar negeri yang besar untuk masuk ke Indonesia dan menghasilkan pertumbuhan
ekonomi yang besar, meski tidak merata. Pada awal rezim Orde Baru kebijakan ekomomi
Indonesia disusun oleh sekelompok ekonom lulusan Departemen Ekonomi Universitas
California, Berkeley, yang dipanggil "Mafia Berkeley".
Namun, Soeharto menambah kekayaannya dan keluarganya melalui praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang meluas dan dia
akhirnya dipaksa turun dari jabatannya setelah aksi demonstrasi
besar-besaran dan kondisi ekonomi negara yang memburuk pada tahun 1998.
Dari 1998 hingga 2001, Indonesia
mempunyai tiga presiden: Bacharuddin Jusuf
(BJ) Habibie, Abdurrahman
Wahid dan Megawati Sukarnoputri. Pada tahun 2004 pemilu
satu hari terbesar di dunia diadakan dan dimenangkan oleh Susilo Bambang
Yudhoyono.
Indonesia kini sedang mengalami
masalah-masalah ekonomi, politik dan pertikaian
bernuansa agama di dalam negeri, dan beberapa daerah berusaha untuk mendapatkan
kemerdekaan, terutama Papua. Timor Timur akhirnya resmi
memisahkan diri pada tahun 1999
setelah 24 tahun bersatu dengan Indonesia dan 3 tahun di bawah administrasi PBB menjadi negara Timor Leste.
Pada Desember 2004 dan Maret 2005, Aceh dan Nias
dilanda dua gempa bumi
besar yang totalnya menewaskan ratusan ribu jiwa. (Lihat Gempa bumi
Samudra Hindia 2004 dan Gempa bumi Sumatra Maret 2005.)
Kejadian ini disusul oleh gempa bumi di Yogyakarta dan tsunami yang menghantam Pantai Pangandaran
dan sekitarnya, serta banjir lumpur di Sidoarjo pada
2006 yang tidak kunjung terpecahkan.
Politik
dan Pemerintahan
Gedung MPR-DPR
Istana Negara, bagian dari Istana Kepresidenan Jakarta
Indonesia menjalankan pemerintahan republik presidensial multipartai yang demokratis.
Seperti juga di negara-negara demokrasi lainnya, sistem politik di Indonesia
didasarkan pada Trias Politika yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Kekuasaan legislatif dipegang oleh sebuah lembaga bernama Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR).
MPR pernah menjadi lembaga tertinggi negara unikameral,
namun setelah amandemen
ke-4 MPR bukanlah lembaga tertinggi lagi, dan komposisi keanggotaannya juga
berubah. MPR setelah amandemen UUD 1945, yaitu sejak 2004 menjelma menjadi lembaga bikameral
yang terdiri dari 560 anggota Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) yang merupakan wakil rakyat melalui Partai
Politik, ditambah dengan 132 anggota Dewan Perwakilan
Daerah (DPD) yang merupakan wakil provinsi dari jalur independen. Anggota
DPR dan DPD dipilih melalui pemilu dan dilantik untuk masa jabatan lima tahun. Sebelumnya,
anggota MPR adalah seluruh anggota DPR ditambah utusan
golongan dan TNI/Polri.
Lembaga eksekutif berpusat pada presiden, wakil presiden, dan kabinet. Kabinet di Indonesia
adalah Kabinet Presidensial sehingga para menteri
bertanggung jawab kepada presiden dan tidak mewakili partai politik yang ada di
parlemen. Meskipun demikian, Presiden saat ini yakni Susilo Bambang
Yudhoyono yang diusung oleh Partai Demokrat juga
menunjuk sejumlah pemimpin Partai Politik untuk duduk di kabinetnya. Tujuannya
untuk menjaga stabilitas pemerintahan mengingat kuatnya posisi lembaga
legislatif di Indonesia. Namun pos-pos penting dan strategis umumnya diisi oleh
menteri tanpa portofolio partai (berasal dari seseorang yang dianggap ahli
dalam bidangnya).
Lembaga Yudikatif sejak masa
reformasi dan adanya amandemen UUD 1945 dijalankan oleh Mahkamah Agung, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Konstitusi, termasuk pengaturan
administrasi para hakim. Meskipun demikian keberadaan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia tetap dipertahankan.
1.
Aceh
2.
Sumatera
Utara
3.
Sumatera
Barat
4.
Riau
5.
Kep.Riau
6.
Kep. Bangka
Belitung
Belitung
7.
Jambi
8.
Sumatera
Selatan
Selatan
9.
Bengkulu
10. Lampung
11. Banten
12. DKI Jakarta
13. Jawa Barat
14. Jawa Tengah
15. DI Yogyakarta
16. Jawa Timur
17. Bali
18. Nusa Tenggara Barat
19. Nusa Tenggara Timur
20. Kalimantan Barat
21. KalimantanTengah
22. Kalimantan Timur
23. Kalimantan Selatan
24. Sulawesi Utara
25. Maluku Utara
26. Sulawesi Tengah
27. Gorontalo
28. Sulawesi Barat
29. Sulawesi Selatan
30. Sulawesi Tenggara
31. Maluku
32. Papua Barat
33.
Papua
Indonesia saat ini terdiri dari 33 provinsi, lima di antaranya
memiliki status yang berbeda. Provinsi dibagi menjadi 399 kabupaten dan 98 kota yang dibagi lagi menjadi kecamatan dan lagi menjadi kelurahan, desa, gampong, kampung, nagari, pekon, atau istilah lain yang
diakomodasi oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Tiap provinsi memiliki DPRD Provinsi dan gubernur; sementara kabupaten memiliki DPRD Kabupaten dan bupati; kemudian kota memiliki DPRD Kota dan walikota;
semuanya dipilih langsung oleh rakyat melalui Pemilu dan Pilkada.
Bagaimanapun di Jakarta tidak terdapat DPR Kabupaten atau Kota, karena Kabupaten
Administrasi dan Kota Administrasi di Jakarta bukanlah daerah otonom.
Provinsi Aceh, Daerah Istimewa
Yogyakarta, Papua Barat,
dan Papua memiliki hak
istimewa legislatur yang lebih besar dan tingkat otonomi yang lebih tinggi
dibandingkan provinsi lainnya. Contohnya, Aceh berhak membentuk sistem legal
sendiri; pada tahun 2003, Aceh mulai menetapkan hukum Syariah.
Yogyakarta mendapatkan status Daerah Istimewa sebagai pengakuan terhadap peran
penting Yogyakarta dalam mendukung Indonesia selama Revolusi. Provinsi
Papua, sebelumnya disebut Irian Jaya, mendapat status otonomi khusus tahun
2001. DKI
Jakarta, adalah daerah khusus ibukota negara. Timor Portugis
digabungkan ke dalam wilayah Indonesia dan menjadi provinsi Timor Timur pada 1979–1999,
yang kemudian memisahkan diri melalui referendum menjadi Negara Timor Leste.
Provinsi di Indonesia dan Ibukotanya
Sumatera
Jawa
Kepulauan Sunda Kecil
|
Kalimantan
Sulawesi
Kepulauan Maluku
Papua bagian barat
|
Peta garis kepulauan Indonesia,
Deposit oleh Republik Indonesia pada daftar titik-titik koordinat geografis
berdasarkan pasal 47, ayat 9, dari Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
Sebuah air terjun, di TN. Bromo Tengger Semeru, Lumbang, Probolinggo,
Jawa Timur
Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang
memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak
berpenghuni, yang menyebar disekitar khatulistiwa, yang
memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BB - 141°45'BT serta terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia/Oseania.
Wilayah Indonesia terbentang
sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luas
daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km².
Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, dimana setengah populasi
Indonesia bermukim. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa
dengan luas 132.107 km², Sumatera
dengan luas 473.606 km², Kalimantan dengan luas 539.460 km², Sulawesi dengan luas 189.216
km², dan Papua
dengan luas 421.981 km². Batas wilayah Indonesia diukur dari kepulauan dengan
menggunakan territorial laut: 12 mil
laut serta zona ekonomi eksklusif: 200 mil laut, searah penjuru mata
angin, yaitu:
Utara
|
Negara Malaysia dengan perbatasan
sepanjang 1.782 km, Singapura,
Filipina, dan Laut Cina Selatan
|
Selatan
|
Negara Australia, Timor Leste, dan Samudra Indonesia
|
Barat
|
Samudra
Indonesia
|
Timur
|
Negara Papua Nugini dengan
perbatasan sepanjang 820 km,
Timor Leste, dan Samudra Pasifik
|
Sumber Daya Alam
Sumber daya alam
Indonesia berupa minyak bumi,
timah, gas alam, nikel, kayu, bauksit, tanah subur,
batu bara, emas, dan perak dengan pembagian lahan
terdiri dari tanah pertanian
sebesar 10%, perkebunan
sebesar 7%, padang rumput
sebesar 7%, hutan dan daerah
berhutan sebesar 62%, dan lainnya sebesar 14% dengan lahan irigasi seluas 45.970 km
Pendidikan
Sesuai dengan konstitusi yang
berlaku, yaitu berdasarkan UUD 1945
pasal 31 ayat 4 dan Undang-undang
nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bahwa pemerintah
Indonesia baik pusat maupun daerah mesti mengalokasikan anggaran untuk
pendidikan sebesar 20% dari APBN dan APBD
diluar gaji pendidik dan biaya kedinasan. Namun pada tahun 2007 alokasi yang disediakan
tersebut baru sekitar 17.2 %, jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara
Malaysia, Thailand dan Filipina yang telah
mengalokasikan anggaran untuk pendidikan lebih dari 28 %.
Ekonomi
Sistem ekonomi Indonesia awalnya
didukung dengan diluncurkannya Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) yang
menjadi mata uang pertama Republik Indonesia, yang selanjutnya berganti menjadi
Rupiah.
Pada masa pemerintahan Orde Lama,
Indonesia tidak seutuhnya mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis, namun juga
memadukannya dengan nasionalisme ekonomi. Pemerintah yang belum berpengalaman,
masih ikut campur tangan ke dalam beberapa kegiatan produksi yang berpengaruh
bagi masyarakat banyak. Hal tersebut, ditambah pula kemelut politik, mengakibatkan
terjadinya ketidakstabilan pada ekonomi negara.
Uang Rupiah
Pemerintahaan Orde Baru segera
menerapkan disiplin ekonomi yang bertujuan menekan inflasi, menstabilkan mata
uang, penjadwalan ulang hutang luar negeri, dan berusaha menarik bantuan
dan investasi asing. Pada era tahun 1970-an harga minyak bumi yang meningkat
menyebabkan melonjaknya nilai ekspor, dan memicu tingkat pertumbuhan ekonomi
rata-rata yang tinggi sebesar 7% antara tahun 1968 sampai 1981. Reformasi
ekonomi lebih lanjut menjelang akhir tahun 1980-an, antara lain berupa
deregulasi sektor keuangan dan pelemahan nilai rupiah yang terkendali,
selanjutnya mengalirkan investasi asing ke Indonesia khususnya pada
industri-industri berorientasi ekspor pada antara tahun 1989 sampai 1997
Ekonomi Indonesia mengalami kemunduran pada akhir tahun 1990-an akibat krisis ekonomi yang melanda sebagian besar Asia pada saat itu, yang
disertai pula berakhirnya masa Orde Baru dengan pengunduran diri Presiden
Soeharto tanggal 21 Mei 1998.
Gedung Pusat Bank Indonesia
Saat ini ekonomi Indonesia telah
cukup stabil. Pertumbuhan PDB
Indonesia tahun 2004 dan 2005 melebihi 5% dan diperkirakan akan terus
berlanjut.
Namun demikian, dampak pertumbuhan itu belum cukup besar dalam mempengaruhi
tingkat pengangguran, yaitu sebesar 9,75%. Perkiraan tahun 2006, sebanyak 17,8%
masyarakat hidup di bawah garis kemiskinan, dan
terdapat 49,0% masyarakat yang hidup dengan penghasilan kurang dari AS$ 2 per
hari.
Indonesia mempunyai sumber daya alam yang
besar di luar Jawa, termasuk minyak
mentah, gas alam, timah, tembaga, dan emas. Indonesia pengekspor gas
alam terbesar kedua di dunia, meski akhir-akhir ini ia telah mulai menjadi
pengimpor bersih minyak mentah. Hasil pertanian yang utama termasuk beras, teh, kopi, rempah-rempah, dan karet. Sektor jasa adalah
penyumbang terbesar PDB, yang mencapai 45,3% untuk PDB 2005. Sedangkan sektor industri
menyumbang 40,7%, dan sektor pertanian menyumbang 14,0%. Meskipun demikian,
sektor pertanian mempekerjakan lebih banyak orang daripada sektor-sektor
lainnya, yaitu 44,3% dari 95 juta orang tenaga kerja. Sektor jasa mempekerjakan
36,9%, dan sisanya sektor industri sebesar 18,8%.
Rekan perdagangan terbesar Indonesia
adalah Jepang, Amerika Serikat, dan
negara-negara jirannya yaitu Malaysia,
Singapura dan Australia.
Meski kaya akan sumber daya alam dan
manusia, Indonesia masih menghadapi masalah besar dalam bidang kemiskinan yang
sebagian besar disebabkan oleh korupsi
yang merajalela dalam pemerintahan. Lembaga Transparency
International menempatkan Indonesia sebagai peringkat ke-143 dari 180
negara dalam Indeks
Persepsi Korupsi, yang dikeluarkannya pada tahun 2007.
Peringkat Internasional
Organisasi
|
Nama
Survey
|
Peringkat
|
Heritage Foundation/The Wall Street
Journal
|
Indeks Kebebasan Ekonomi
|
110 dari 157
|
The Economist
|
Indeks Kualitas
Hidup
|
71 dari 111
|
Reporters
Without Borders
|
Indeks Kebebasan Pers
|
103 dari 168
|
ransparency
International
|
Indeks Persepsi
Korupsi
|
143 dari 179
|
United Nations Development
Programme
|
Indeks Pembangunan
Manusia
|
108 dari 177
|
Forum Ekonomi Dunia
|
Laporan Daya
Saing Global
|
51 dari 122
|
Demografi
Menurut sensus penduduk 2000, Indonesia memiliki populasi sekitar 206 juta, dan diperkirakan pada tahun 2006 berpenduduk 222 juta. 130 juta (lebih dari 50%) tinggal di Pulau Jawa yang merupakan pulau berpenduduk terbanyak sekaligus pulau dimana ibukota Jakarta berada. Sebagian besar (95%) penduduk Indonesia adalah Bangsa Austronesia, dan terdapat juga kelompok-kelompok suku Melanesia, Polinesia, dan Mikronesia terutama di Indonesia bagian Timur. Banyak penduduk Indonesia yang menyatakan dirinya sebagai bagian dari kelompok suku yang lebih spesifik, yang dibagi menurut bahasa dan asal daerah, misalnya Jawa, Sunda, Madura, Batak, dan Minangkabau.
Masjid
Islamic Center Samarinda di Samarinda, Kalimantan Timur
Selain itu juga ada penduduk
pendatang yang jumlahnya minoritas diantaranya adalah etnis Tionghoa, India, dan Arab.
Mereka sudah lama datang ke Nusantara melalui perdagangan sejak abad ke 8 M dan
menetap menjadi bagian dari Nusantara. Di Indonesia terdapat sekitar 4 juta
populasi etnis Tionghoa. Angka ini berbeda-beda karena hanya pada tahun 1930
dan 2000 pemerintah melakukan sensus dengan menggolong-golongkan masyarakat
Indonesia ke dalam suku bangsa dan keturunannya.
Islam adalah agama mayoritas yang dipeluk oleh
sekitar 85,2% penduduk Indonesia, yang menjadikan Indonesia negara dengan
penduduk muslim terbanyak di dunia. Sisanya beragama Protestan
(8,9%), Katolik (3%), Hindu (1,8%), Buddha (0,8%), dan lain-lain
(0,3%). Selain agama-agama tersebut, pemerintah Indonesia juga secara resmi
mengakui Konghucu.
Kebanyakan penduduk Indonesia
bertutur dalam bahasa
daerah sebagai bahasa ibu,
namun bahasa resmi
negara, yaitu bahasa
Indonesia, diajarkan di seluruh sekolah-sekolah di negara ini dan dikuasai
oleh hampir seluruh penduduk Indonesia.
Kota-kota besar
di Indonesia
|
||||||||
Kota
|
Provinsi
|
Populasi
|
Kota
|
Provinsi
|
Populasi
|
|||
1
|
Jakarta
|
DKI
Jakarta
|
9.588.198
|
7
|
Depok
|
Jawa Barat
|
1.751.696
|
|
2
|
Surabaya
|
Jawa Timur
|
2.765.908
|
8
|
Semarang
|
Jawa Tengah
|
1.553.778
|
|
3
|
Bandung
|
Jawa Barat
|
2.417.584
|
9
|
Palembang
|
Sumatera Selatan
|
1.452.840
|
|
4
|
Bekasi
|
Jawa Barat
|
2.336.489
|
10
|
Makassar
|
Sulawesi Selatan
|
1.339.374
|
|
5
|
Medan
|
Sumatera Utara
|
2.109.339
|
11
|
Tangerang Selatan
|
Banten
|
1.303.569
|
|
6
|
Tangerang
|
Banten
|
1.797.715
|
12
|
Bogor
|
Jawa Barat
|
952.406
|
Kebudayaan
Wayang kulit
warisan budaya Jawa
Indonesia memiliki sekitar 300
kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama
berabad-abad, dipengaruhi oleh kebudayaan India, Arab, Cina, Eropa, dan
termasuk kebudayaan sendiri yaitu Melayu.
Contohnya tarian Jawa dan Bali tradisional memiliki aspek
budaya dan mitologi Hindu, seperti wayang kulit yang menampilkan kisah-kisah tentang kejadian
mitologis Hindu Ramayana
dan Baratayuda. Banyak
juga seni tari yang berisikan nilai-nilai Islam. Beberapa di antaranya
dapat ditemukan di daerah Sumatera
seperti tari Ratéb Meuseukat dan tari Seudati
dari Aceh.
Seni pantun, gurindam, dan sebagainya dari
pelbagai daerah seperti pantun Melayu, dan pantun-pantun lainnya acapkali
dipergunakan dalam acara-acara tertentu yaitu perhelatan,
pentas seni, dan lain-lain.
Seorang gadis Palembang
tengah mengenakan Songket,
salah satu busana tradisional Indonesia
Di bidang busana warisan budaya yang
terkenal di seluruh dunia adalah kerajinan batik. Beberapa daerah yang
terkenal akan industri batik meliputi Yogyakarta,
Surakarta,
Cirebon, Pandeglang,
Garut, Tasikmalaya dan juga Pekalongan. Kerajinan batik ini pun diklaim
oleh negara lain dengan industri batiknya. Busana asli Indonesia dari Sabang sampai Merauke lainnya
dapat dikenali dari ciri-cirinya yang dikenakan di setiap daerah antara lain baju kurung dengan songketnya dari Sumatera Barat (Minangkabau), kain ulos dari Sumatra
Utara (Batak),
busana kebaya, busana khas Dayak di Kalimantan, baju bodo dari Sulawesi Selatan,
busana berkoteka dari Papua dan sebagainya.
Lukisan Candi Prambanan yang
berasal dari masa pemerintahan Raffles
Arsitektur Indonesia
mencerminkan keanekaragaman budaya,
sejarah, dan geografi yang membentuk Indonesia seutuhnya.
Kaum penyerang, penjajah, penyebar agama, pedagang, dan saudagar membawa
perubahan budaya dengan memberi dampak pada gaya dan teknik bangunan.
Tradisionalnya, pengaruh arsitektur asing yang paling kuat adalah dari India.
Tetapi, Cina, Arab, dan sejak abad ke-19 pengaruh Eropa menjadi cukup dominan.
Ciri khas arsitektur Indonesia kuno
masih dapat dilihat melalui rumah-rumah adat dan/atau istana-istana kerajaan
dari tiap-tiap provinsi. Taman Mini Indonesia
Indah, salah satu objek wisata di Jakarta yang menjadi miniatur Indonesia,
menampilkan keanekaragaman arsitektur Indonesia itu. Beberapa bangunan khas
Indonesia misalnya Rumah
Gadang, Monumen
Nasional, dan Bangunan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan di Institut
Teknologi Bandung.
Maria Kristin
Yulianti (merah), peraih medali
perunggu pada Olimpiade Beijing
2008
Olahraga yang paling populer di
Indonesia adalah bulu
tangkis dan sepak bola;
Liga Super
Indonesia adalah liga klub sepak bola utama di Indonesia. Olahraga
tradisional termasuk sepak
takraw dan karapan sapi
di Madura.
Di wilayah dengan sejarah perang antar suku, kontes pertarungan diadakan,
seperti caci di Flores,
dan pasola di Sumba. Pencak silat adalah seni bela
diri yang unik yang berasal dari wilayah Indonesia. Seni bela diri ini
kadang-kadang ditampilkan pada acara-acara pertunjukkan yang biasanya diikuti
dengan musik tradisional Indonesia berupa gamelan dan seni musik
tradisional lainnya sesuai dengan daerah asalnya.
Olahraga di Indonesia biasanya berorientasi pada pria dan olahraga spektator sering berhubungan dengan judi yang ilegal di Indonesia.
Olahraga di Indonesia biasanya berorientasi pada pria dan olahraga spektator sering berhubungan dengan judi yang ilegal di Indonesia.
Di ajang kompetisi multi cabang,
prestasi atlet-atlet Indonesia tidak terlalu mengesankan. Di Olimpiade,
prestasi terbaik Indonesia diraih pada saat Olimpiade
1992, dimana Indonesia menduduki peringkat 24 dengan meraih 2 emas 2 perak
dan 1 perunggu. Pada era 1960 hingga 2000, Indonesia merajai bulu tangkis.
Atlet-atlet putra Indonesia seperti Rudi
Hartono, Liem Swie
King, Icuk Sugiarto,
Alan Budikusuma, Ricky Subagja, dan Rexy Mainaky merajai
kejuaraan-kejuaraan dunia. Rudi Hartono yang dianggap sebagai maestro bulu
tangkis dunia, menjadi juara All England terbanyak sepanjang sejarah. Selain bulu tangkis, atlet-atlet
tinju Indonesia juga mampu meraih gelar juara dunia, seperti Elyas Pical,
Nico Thomas, dan Chris John
.
.
Seni
Musik
Seni musik di Indonesia, baik tradisional maupun modern sangat banyak terbentang dari Sabang hingga Merauke. Setiap provinsi di Indonesia memiliki musik tradisional dengan ciri khasnya tersendiri. Musik tradisional termasuk juga keroncong yang berasal dari keturunan Portugis di daerah Tugu, Jakarta, yang dikenal oleh semua rakyat Indonesia bahkan hingga ke mancanegara. Ada juga musik yang merakyat di Indonesia yang dikenal dengan nama dangdut yaitu musik beraliran Melayu modern yang dipengaruhi oleh musik India sehingga musik dangdut ini sangat berbeda dengan musik tradisional Melayu yang sebenarnya, seperti musik Melayu Deli, Melayu Riau, dan sebagainya.
Seperangkat gamelan
Alat musik tradisional yang
merupakan alat musik khas Indonesia memiliki banyak ragam dari pelbagai daerah
di Indonesia, namun banyak pula dari alat musik tradisional Indonesia 'dicuri'
oleh negara lain untuk kepentingan penambahan budaya dan seni musiknya sendiri
dengan mematenkan hak cipta seni budaya dari Indonesia. Alat musik tradisional Indonesia antara
lain meliputi:
|
|
|
|
Boga
Masakan Indonesia
bervariasi bergantung pada wilayahnya. Nasi adalah makanan pokok dan
dihidangkan dengan lauk daging dan sayur. Bumbu (terutama cabai), santan, ikan, dan ayam adalah bahan yang penting.
Sepanjang sejarah, Indonesia telah
menjadi tempat perdagangan antara dua benua. Ini menyebabkan terbawanya banyak
bumbu, bahan makanan dan teknik memasak dari bangsa Melayu sendiri, India, Timur
tengah, Tionghoa, dan Eropa. Semua ini bercampur dengan
ciri khas makanan Indonesia tradisional, menghasilkan banyak keanekaragaman
yang tidak ditemukan di daerah lain. Bahkan bangsa Spanyol dan Portugis, telah
mendahului bangsa Belanda
dengan membawa banyak produk dari dunia baru ke Indonesia.
Penganan kecil semisal kue-kue
banyak dijual di pasar tradisional. Kue-kue tersebut biasanya berbahan dasar
beras, ketan, ubi kayu, ubi jalar, terigu, atau sagu. Nasi rames yang berisi
nasi beserta lauk atau sayur pilihan dijual di tempat-tempat umum, seperti
stasiun kereta api,
pasar, dan terminal bus. Di Daerah Istimewa
Yogyakarta dan sekitarnya dikenal nasi kucing sebagai nasi rames yang
berukuran sangat minimalis dengan harga murah, nasi kucing sering dijual di
atas angkringan, sejenis warung kaki lima.
Terdapat pula aneka makanan yang
dijual oleh para pedagang keliling menggunakan gerobak atau tanggungan.
Pedagang keliling ini menyajikan mie ayam, mi bakso,
soto, siomay, roti
burger, nasi goreng, nasi uduk, dan lain-lain.
Poster film Tjoet Nja' Dhien (1988), film tentang
pahlawan nasional Indonesia asal Aceh
Film pertama yang diproduksi pertama
kalinya di nusantara adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng
dan dibuat oleh sutradara Belanda
G. Kruger dan L. Heuveldorp pada zaman Hindia
Belanda. Film ini dibuat dengan aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di
Bandung dan
muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite and Majestic,
Bandung.
Setelah itu, lebih dari 2.200 film diproduksi. Di masa awal kemerdekaan,
sineas-sineas Indonesia belum banyak bermunculan. Diantara sineas yang ada, Usmar Ismail merupakan
salah satu sutradara paling produktif, dengan film pertamanya Harta Karun (1949). Namun kemudian film
pertama yang secara resmi diakui sebagai film pertama Indonesia sebagai negara
berkedaulatan adalah film Darah dan Doa (1950)
yang disutradarai Usmar Ismail. Dekade 1970 hingga 2000-an, Arizal muncul sebagai sutradara
film paling produktif. Tak kurang dari 52 buah film dan 8 judul sinetron dengan
1.196 episode telah dihasilkannya.
Popularitas industri film Indonesia memuncak pada tahun
1980-an dan mendominasi bioskop di Indonesia, meskipun kepopulerannya berkurang
pada awal tahun 1990-an. Antara tahun 2000 hingga 2005, jumlah film Indonesia
yang dirilis setiap tahun meningkat. Film Laskar Pelangi (2008)
yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata menjadi
film dengan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah perfilman Indonesia saat
ini.
Kesusastraan
Bukti tulisan tertua di Indonesia adalah berbagai prasasti berbahasa Sanskerta pada abad ke-5 Masehi. Figur penting dalam sastra modern Indonesia termasuk: pengarang Belanda Multatuli yang mengkritik perlakuan Belanda terhadap Indonesia selama zaman penjajahan Belanda; Muhammad Yamin dan Hamka yang merupakan penulis dan politikus pra-kemerdekaan; dan Pramoedya Ananta Toer, pembuat novel Indonesia yang paling terkenal. Selain novel, sastra tulis Indonesia juga berupa puisi, pantun, dan sajak. Chairil Anwar merupakan penulis puisi Indonesia yang paling ternama. Banyak orang Indonesia memiliki tradisi lisan yang kuat, yang membantu mendefinisikan dan memelihara identitas budaya mereka. Kebebasan pers di Indonesia meningkat setelah berakhirnya kekuasaan Presiden Soeharto. Stasiun televisi termasuk sepuluh stasiun televisi swasta nasional, dan jaringan daerah yang bersaing dengan stasiun televisi negeri TVRI. Stasiun radio swasta menyiarkan berita mereka dan program penyiaran asing. Dilaporkan terdapat 20 juta pengguna internet di Indonesia pada tahun 2007. Penggunaan internet terbatas pada minoritas populasi, diperkirakan sekitar 8.5%.
Rafflesia arnoldii bunga terbesar di dunia,
diameternya mencapai 1,3 meter
Komodo, hewan reptil langka khas
dari Nusa
Tenggara
Wilayah Indonesia memiliki
keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi sehingga oleh beberapa pihak wilayah
ekologi Indonesia disebut dengan istilah "Mega biodiversity"
atau "keanekaragaman mahluk hidup yang tinggi" umumnya dikenal
sebagai Indomalaya atau Malesia
bedasarkan penelitian bahwa 10 persen tumbuhan, 12 persen mamalia, 16 persen
reptil, 17 persen burung, 25 persen ikan yang ada di dunia hidup di Indonesia,
padahal luas Indonesia hanya 1,3 % dari luas Bumi. Kekayaan makhluk hidup
Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah Brasil dan Republik Demokratik
Kongo.
Meskipun demikian, Guinness World
Records pada 2008 pernah mencatat rekor Indonesia sebagai negara yang
paling kencang laju kerusakan hutannya di dunia. Setiap tahun Indonesia
kehilangan hutan seluas 1,8 juta hektar. Kerusakan yang terjadi di daerah hulu
(hutan) juga turut merusak kawasan di daerah hilir (pesisir). Menurut catatan Down
The Earth, proyek Asian Development Bank (ADB) di sektor
kelautan Indonesia telah memicu terjadinya alih fungsi secara besar-besaran
hutan bakau menjadi kawasan pertambakan. Padahal hutan bakau, selain berfungsi
melindungi pantai dari abrasi, merupakan habitat yang baik bagi berbagai jenis
ikan. Kehancuran hutan bakau tersebut mengakibatkan nelayan harus mencari ikan
dengan jarak semakin jauh dan menambah biaya operasional mereka dalam mencari
ikan. Selain itu, hancurnya hutan bakau juga mengakibatkan semakin rentannya
kawasan pesisir Indonesia terhadap terjangan air pasang laut dan banjir,
terlebih di musim hujan.
No comments :
Post a Comment