Personal dan Finance - Seperti juga dunia lainnya ada segmen dunia yang tidak suka / tidak mau menggunakan hukum tertulis, bertumpu pada struktur & pengadilan. Dunia ini juga ada di Internet, mereka sangat gila dengan komputer / kemampuan akses ke komputer dan apapun yang dapat mengajarkan kepada mereka bagaimana dunia komputer khususnya bekerja; semua dilakukan tanpa batas & totalitas. Mereka tidak suka menyembunyikan informasi, dan semua informasi harus bebas, terbuka & transparan – aliran copyleft lebih banyak penganutnya daripada copyright. Mereka tidak percaya pada autoritas, birokrasi, penguasa – kekuasaan harus terdesentralisasi. Seseorang dinilai dari kemampuannya, bukan kriteria-kriteria buatan seperti gelar, jabatan, umum, posisi, atau suku bangsa. Mereka membuat seni & keindahan di komputer & mereka percaya bahwa komputer akan membawa kita semua ke kondisi yang lebih baik. Konsep hidup & etika di atas di formulasikan oleh Steven Levy 1984 dari pengamatan masyarakat bawah tanah di Internet dalam bukunya Heroes of the Computer Revolution.
Saya
yakin sebagian besar dari kita bisa meraba siapakah mereka ini? Betul, mereka
adalah para hacker. Masyarakat yang tidak terlihat, tidak terdeteksi, seperti
siluman, mereka hidup & berjaya di dunia maya – tanpa terdeteksi oleh
pengguna Internet biasa, tak terdeteksi oleh sistem administrator WARNET &
ISP.
Oleh
Media & stereotype masyarakat membentuk karakter hacker sebagai orang jahat
dan suka merusak. Stereotype ABG 15-20 tahun-an, yang duduk di belakang
komputer berjam-jam, masuk ke sistem dan men-delete, berbelanja menggunakan
kartu kredit curian atau menghancurkan apa saja yang bisa mereka hancurkan –
“anak” ini dikenal sebagai cracker bukan sebagai hacker. Cracker ini yang
sering anda dengar di berita / media, mematikan situs web, menghapus data dan
membuat kekacauan kemanapun mereka pergi. Hacker yang betul sebenarnya tidak seperti yang ada dalam stereotype
banyak orang di atas.
Di
dunia elektronik underground nama jelas & nama lengkap tidak digunakan.
Orang biasanya menggunakan nama alias, callsign atau nama samaran. Hal ini
memungkinkan kita bisa menyamarkan identitas, dan hanya di kenali sesama
underground. Beberapa nama diantara hacker Indonesia bisa dikenali seperti hC,
cbug, litherr, fwerd, d_ajax, r3dshadow, cwarrior, ladybug, chiko, gelo,
BigDaddy dsb..
Apakah
perbedaan mendasar antara seorang cracker & hacker? Di http://www.whatis.com,
cracker di definisikan sebagai “seseorang yang masuk ke sistem orang lain,
biasanya di jaringan komputer, membypass password atau lisensi program
komputer, atau secara sengaja melawan keamanan komputer. Cracker dapat
mengerjakan hal ini untuk keuntungan, maksud jahat, atau karena sebab lainnya
karena ada tantangan. Beberapa proses pembobolan dilakukan untuk menunjukan
kelemahan keamanan sistem”
Berbeda
dengan Cracker, Hacker menurut Eric Raymond di definisikan sebagai programmer yang
pandai. Sebuah hack yang baik adalah solusi yang cantik kepada masalah
programming dan “hacking” adalah proses pembuatan-nya. Ada beberapa
karakteristik yang menandakan seseorang adalah hacker, seperti (1) dia suka
belajar detail dari bahasa pemrograman atau system, (2) dia melakukan
pemrograman tidak cuma berteori saja, (3) dia bisa menghargai, menikmati hasil
hacking orang lain, (4) dia dapat secara cepat belajar pemrogramman, dan (5)
dia ahli dalam bahasa pemrograman tertentu atau sistem tertentu, seperti “UNIX
hacker”.
Yang
menarik, ternyata dalam dunia hacker terjadi strata / tingkatan / level yang
diberikan oleh komunitas hacker kepada seseorang karena kepiawaiannya, bukan
karena umur atau senioritasnya. Proses yang paling berat adalah untuk memperoleh
pengakuan / derajat / acknowledgement diantara masyarakat underground, seorang
hacker harus mampu membuat program untuk meng-eksploit kelemahan sistem,
menulis tutorial (artikel) biasanya dalam format ASCII text biasa, aktif
diskusi di mailing list / IRC channel para hacker, membuat situs web dsb. Entah
kenapa warna background situs web para hacker seringkali berwarna hitam gelap,
mungkin untuk memberikan kesan misterius. Proses memperoleh acknowledgement /
pengakuan, akan memakan waktu lama bulanan bahkan tahun, tergantung ke piawaian
hacker tersebut.
Proses
memperoleh pengakuan di antara sesama hacker tidak lepas dari etika &
aturan main dunia underground. Etika ini yang akhirnya akan membedakan antara
hacker & cracker, maupun hacker kelas rendahan seperti Lamer & Script
Kiddies.
Gambaran
umum aturan main yang perlu di ikuti seorang hacker seperti di jelaskan oleh
Scorpio http://packetstorm.securify.com/docs/hack/ethics/my.code.of.ethics.html,
yaitu:
- Di atas segalanya, hormati pengetahuan & kebebasan informasi.
- Memberitahukan sistem administrator akan adanya pelanggaran keamanan / lubang di keamanan yang anda lihat.
- Jangan mengambil keuntungan yang tidak fair dari hack.
- Tidak mendistribusikan & mengumpulkan software bajakan.
- Tidak pernah mengambil resiko yang bodoh – selalu mengetahui kemampuan sendiri.
- Selalu bersedia untuk secara terbuka / bebas / gratis memberitahukan & mengajarkan berbagai informasi & metoda yang diperoleh.
- Tidak pernah meng-hack sebuah sistem untuk mencuri uang.
- Tidak pernah memberikan akses ke seseorang yang akan membuat kerusakan.
- Tidak pernah secara sengaja menghapus & merusak file di komputer yang dihack.
- Hormati mesin yang di hack, dan memperlakukan dia seperti mesin sendiri.
Jelas
dari Etika & Aturan main Hacker di atas, sangat tidak mungkin seorang
hacker betulan akan membuat kerusakan di komputer.
Tentunya
ada berbagai tingkatan / strata di dunia underground. Saya yakin tidak semua
orang setuju dengan derajat yang akan dijelaskan disini, karena ada kesan
arogan terutama pada level yang tinggi. Secara umum yang paling tinggi (suhu)
hacker sering di sebut ‘Elite’; di Indonesia mungkin lebih sering di sebut
‘suhu’. Sedangkan, di ujung lain derajat hacker dikenal ‘wanna-be’ hacker atau
dikenal sebagai ‘Lamers’. Yang pasti para pencuri kartu kredit bukanlah seorang
hacker tingkat tinggi, mereka hanyalah termasuk kategori hacker kelas paling
rendah / kacangan yang sering kali di sebut sebagai Lamer. Mereka adalah orang
tanpa pengalaman & pengetahuan biasanya ingin menjadi hacker (wanna-be
hacker). Lamer biasanya membaca atau mendengar tentang hacker & ingin
seperti itu. Penggunaan komputer Lamer terutama untuk main game, IRC, tukar
menukar software prirate, mencuri kartu kredit. Biasanya melakukan hacking
menggunakan software trojan, nuke & DoS (Denial of Service). Biasanya
menyombongkan diri melalui IRC channel dsb. Karena banyak kekurangannya untuk
mencapai elite, dalam perkembangannya Lamer hanya akan sampai level developed
kiddie atau script kiddie saja; pada tingkatan kiddie ini biasanya hacker masih
banyak bergantung pada Grafik User Internet (GUI) atau Windows, karena belum
paham betul untuk melakukan programming dengan baik.
Dua
tingkat tertinggi para hacker & yang membuat legenda di underground dunia
maya, adalah tingkat Elite & Semi Elite. Barangkali kalau di terjemahkan ke
bahasa Indonesia, tingkat ini merupakan suhu dunia underground. Elite juga dikenal
sebagai 3l33t, 3l337, 31337 atau kombinasi dari itu; merupakan ujung tombak
industri keamanan jaringan. Mereka mengerti sistem operasi luar dalam, sanggup
mengkonfigurasi & menyambungkan jaringan secara global. Sanggup melakukan
pemrogramman setiap harinya. Sebuah anugrah yang sangat alami, mereka biasanya
effisien & trampil, menggunakan pengetahuannya dengan tepat. Mereka seperti
siluman dapat memasuki sistem tanpa di ketahui, walaupun mereka tidak akan
menghancurkan data-data. Karena mereka selalu mengikuti peraturan yang ada.
Hacker
tingkat atas (suhu), biasanya akan memilih target secara hati-hati, tanpa
terlihat, diam-diam seperti siluman di kegelapan malam. Setelah melalui banyak
semedi & membaca banyak buku-buku tentang kerja jaringan komputer, Request
For Comment (RFC) di Internet & mempraktekan socket programming. Semua ini
tidak pernah di ajarkan di bangku sekolah maupun kuliah manapun. Secara
perlahan mereka akan naik hirarki mereka sesuai dengan kemampuannya, tanpa
menyombongkan dirinya – itulah para suhu dunia underground. Salah satu suhu
hacker di Indonesia yang saya hormati & kagumi kebetulan bekas murid saya
sendiri di Teknik Elektro ITB, beliau relatif masih muda + sekarang telah
menjadi seorang penting di Research & Development Telkomsel.
Cukup
banyak situs di Internet yang bisa menjadi basis pengetahuan underground,
beberapa diantara-nya berbahasa Indonesia seperti Kecoa Elektronik http://www.k-elektronik.org,
Hackerlink http://www.hackerlink.or.id, maupun Anti-hackerlink
(entah dimana lokasinya). Referensi terbaik mungkin bisa dibaca di berbagai
situs di luar negeri seperti http://packetstorm.securify.com,
http://www.hackingexposed.com,
http://neworder.box.sk,
http://www.sans.org,
http://www.rootshell.com.
No comments :
Post a Comment